Selasa, 18 Oktober 2011

Kesrimpet Bebed, kesandung gelung....





Di sebuah pagi ketika simbah sedang duduk nyantai di depan komputer jaman doeloe, mata simbah mblalak mbukak blak ketika ada pesan chat di Pesbuk. Ternyata teman kuliah simbah dulu, dan obrolan pun dimulai dg saling tanya kabar, yo takon2 asu lah. Hinga obrolan ini berlanjut ke curhat masalah pribadi, lebih tepatnya masalah C.I.N.T.A....
Simbah pun mulai mencium bau terasi ketidakberesan, bagaimana mungkin???? Konco simbah yg terkenal dg image manusia putih, bukan putih kulitnya kayo Anoman ato singkek cina lo, kamsud simbah disini adalah  putih hatinya. Dia ini sangat mahir dalam hal Agama, rajin sholat, ngaji, dan tercatat sbg thakmir musholla paling yahuud di kampus.

Namun sayang seribu sayang, semua berubah seiring berjalanya wuku waktu. Rupa - rupanya dia telah kesasar lali dalan, bagai pelaut lupa daratan yg terombang ambing lautan asmara, terjerat cinta dg wanita yg mengubah semuanya... Orang beragama kalah karo bakul susu, tergoda dg paras cantik, bodi semlohai dan isi BH yg montok plus puting muntub-muntub.... Ketika sekali ngencut langsung kepincut.

Dan simbah pun langsung tertuju pada peribahasa yg satu ini, Kesrimpet Bebed, Kesandung Gelung....
Secara luas pepatah ini ingin menggambarkan tentang terjeratnya seorang pria pada wanita. Bebed dan gelung dalam masyarakat Jawa adalah identik dengan wanita itu sendiri.
Dalam lelakon semacam itu si pria bisa tidak berkutik sama sekali (karena telah terjerat dan tersandung) oleh wanita  sehingga kehidupannya menjadi kacau dan serba tunduk pada wanita tersebut. Apa pun yang dimaui wanita itu akan dituruti oleh pria yang terlanjur kesrimpet tersebut.
Pepatah ini ingin mengajarkan agar kita semua tidak mudah terjerat oleh hal-hal yang nempaknya memang indah dan nikmat, namun di balik itu hal demikian justru mengancam ketenteraman, keselamatan, dan kenyamanan hidup kita sendiri dan orang lain.




Pepeling simbah:
          Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bersama, bahwa hidup itu tidak selamanya lurus, kertas putih polos tanpa coretan serasa tiada arti, kita adalah penulis sekaligus aktor dalam kehidupan kita sendiri..            





Tidak ada komentar:

Posting Komentar